Rabu, 23 November 2011

LAPORAN TETAP PRAKTIKUM KIMIA PERTANIAN PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN


I.                   Pendahuluan

A.           Latar Belakang
Dalam Ilmu kimia sering dijumpai berbagai jenis larutan. Larutan – larutan tersebut merupakan campuran dari dua bahan atau zat yang berbeda baik dari bahan cair maupun padat. Setiap larutan yang dibuat pasti mempunyai kepekatan atau konsentrasi tertentu. Konsentrasian kepekatan itu disetiap larutan yang dibuat larutan dapat denganditentukan secara kuantitatif dengan suatu perhitungan. Sebelum membuat larutan dengan diharuskan tahu dulu alat – alat yang yang digunakan dalam membuat larutan, seperti gelas kimia, batang pengaduk,  labu takar, neraca analitik dan lain – lain. Alat –alat tersebut akan membantu untuk membuat suatu larutan dengankonsentrasi atau kepekatan sesuai degan kebutuhan.  Diharapkan dengan diadakannya percobaan ini dapat lebih trampil lagi dalam percobaan pembuatan larutan, Selain itu diharapkan dapat mengetahui, mengerti dan memahami pokok bahasan tentang percobaan ini.
Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang didapatkan sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan maka dilakukan standarisasi.
Contoh larutan yang umum dijumpai adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan, seperti garam atau gula dilarutkan dalam Gas dapat pula dilarutkan dalam cairan, misalnya karbon dioksida atau oksigen dalam air. Selain itu, cairan dapat pula larut dalam cairan lain, sementara gas larut dalam gas lain. Terdapat pula larutan padat, misalnya aloi (campuran logam) dan mineral tertentu.
Sebenarnya larutan terjadi jika atom,molekul, atau ion dari suatu zat semuanya terdispersi (larut). Larutan terdiri atas zat yang dilarutkan (solute)dan pelarut (solven). Untuk larutan gula dalam air, gula merupakan zat terlarutdan pelarutnya adalah air. Untuk larutan alcohol dalam air, tergantung daribanyaknya zat yang paling dominant. Karena itu dapat dikatakan larutan air dalam alkohol atau larutan alkohol dalam air.
Dalam praktikum ini akan dilakukan percobaan tentang pembuatan larutan dimana praktikan diharapkan dapat mengetahui serta memahami tentang konsentrasi suatu larutan yang ada atau yang akan dibuat. Dalam hal ini akan diketahui apakah larutan tersebut akan terlarut sempurna atau tidak.
Dalam percobaan ini pula, kita dapat mengetahui  cara-cara ataupun prosedur ketika mencampurkan suatu larutan yang mana ukurannya telah ditentukan  terlebih  dahulu.  Percobaan  ini  akan  membahas  mengenai konsentrasi larutan yang dapat dinyatakan dengan beberapa cara antara lain molaritas, molalitas, normalitas, persen berat dan volum, ppm dan lain sebagainya.


B.            Tujuan
          Tujuan percobaan praktikum ini adalah diharapkan praktikan dapat membuat larutan dengan konsentrasi tertentu, mengencerkan larutan, dan menentukan konsentrasi larutan yang telah dibuat.






II.                Tinjauan Pustaka



            Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute terlarut (Baroroh, 2004).
            Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air, selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alkohol amoniak, kloroform, benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya tidak disebutkan (Gunawan, 2004).
            Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks dan lain-lain (Khopkar, 2003).
            Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan konsentrasi. Konsentrasi adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat terlarut dalam sejumlah volume tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu fraksi mol, molaritas, molalitas, normalitas, ppm serta ditambah dengan persen massa dan persen volume (Baroroh, 2004).
            Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan demikian, setiap sistem konsentrasi harus menyatakan hal-hal sebgai berikut, satuan yang digunakan untuk zat terlarut, kuantitas kedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan, satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi.
Suatu larutan terdiri atas dari dua komponen yang penting. Biasanya salah satu komponen yang mengandung jumlah zat yang lebih banyak disebut pelarut (solvent). Pelarut dipandang sebagai pembawa atau medium zat terlarut yang dapat berperan serta dalam reaksi kimia. Kemudian, komponenlainnya yang mengandung zat yang lebih sedikit disebut zat terlarut (solute). Kedua komponen dalam larutan dapat sebagai pelarut atau terlarut tergantungkomposisinya. Larutan di bagi menjadi tiga jenis yaitu :
1.      Larutan tak jenuh yaitu larutan yang mengandung solute kurang dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh
2.      larutan jenuh yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yanglarut dan mengadakan kesetimbangan dengan solute padatnya.
Larutan lewat jenuh yaitu larutan yang mengandung lebih banyak soluteyang diperlukan dari pada solvent.
            Dalam ilmu kimia dikenal suatu ungkapan ”Like Dissolves Like,” yaitu jika molekul terlarut dalam pelarut mirip, maka akan mudah bercampur. Secara umum, terdapat kecenderungan kuat bagi senyawa non polar, dan senyawa kovalen polar atau senyawa ion larut ke dalam pelarut polar. Dengan kata lain ”sejenis melarutakan sejenis,” dimana sejenis di sini menunjukkan persamaan dalam hal kekuatan gaya tarik antara molekulnya.
Proses standarisasi diperlukan untuk mengetahui besar konsentrasi sesungguhnya dari larutran yang dihsilkan. Cara yang digunakan bermacam – macam, yaitu misalnya titrasi dapat digunakan jika konsentrasinya diketahui. Standarisasi secara titrasi dapat digunakan dengan bahan baku primer yakni bahan yang konsentrasinya dapat langsung ditentukan dari berat bahan murni yang dilarutkan dalam volume larutan yang terjadi. Larutan yang dibuat dari bahan baku primer disebut larutan bahan baku primer  ( Harjadi, 1997 ).



III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
A.        WAKTU DAN TEMPAT   
Praktikum Pembuatan dan Pengenceran Larutan, dilaksanakan di Laboratorium Kimia, Biologi dan Kesuburan Tanah, serta Fisika dan Konservasi Tanah. Jurusan Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sriwijaya. Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 3 November 2011.

B.        ALAT DAN BAHAN


Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan dan pengenceran larutan, antara lain: 1.  Larutan KCl, 2.  Larutan NaOH, 3.  Aquades.
Alat yang digunakan pada praktikum pembuatan dan pengenceran larutan, antara lain: 1.  Labu ukur, 2.  Beaker glass, 3.  Pipet ukur, 4.  Erlenmeyer

C.        CARA KERJA


1.      Terlebih dahulu, carilah volume larutan yang akan diencerkan.
2.      Kemudian mulailah menentukan normalitas kedua.
3.      Tentukan volume pelarut yang akan dicampurkan kedalam larutan dengan menggunakan rumus.
4.      Kemudian ambillah zat KCl sebanyak 10 ml dengan menggunakan pipet ukur. Pada filler tekan s untuk mengambil, tekan e untuk mengeluarkan zat, tekan a untuk mengeluarkan udara.
5.      Lalu tambahkan aquades sampai larutan menjadi 100 ml di dalam labu
6.      Aduk sampai homogen


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

N1V1 = N2V2
 
A. HASIL
           
Dik: = 1 N
                     = 0,1 N
                     = 100 ml
                     Sehingga, 1 = 0,1 . 100 ml
                                          = 10 ml
Maka, zat KCl sebanyak 10 ml
Sehingga hasil yang nantinya akan dihasilkan melalui proses pencampuran antara zat KCl dengan aquades di dalam labu ukur adalah pengenceran KCl dengan atau tanpa mengubah volume yaitu 100 ml.

B. PEMBAHASAN
            Dari hasil yang telah diperoleh dari praktikum laboratorium dengan menggunakan zat KCl yang diperoleh di dalam laboratorium dimana sebelum terjadi hasil pengenceran terlebih dahulu dilakukan perhitungan dimana berfungsi untuk pada saat melakukan pengenceran tidak terjadi perubahan konsentrasi namun hanya terjadi perubahan volume.                                                      Diketahui bahwa zat yang nantinya akan diencerkan ataupun sebagai zat terlarut adalah zat KCl dan zat pelarut adalah aquades. Sebelum hal itu di lakukan maka akan terdapat pula proses hitungan untuk mengetahui berapa volume pelarut dan terlarut agar nantinya tidak mengubah konsentrasinya dengan menggunakan rumus:
             =
Sehingga nantinya akan  didapati volume yang menjadi patokan adalah 100 ml dengan konsentrasi KCl sebesar 1 N dan konsentrasi aquades sebesar 0,1 N. Dengan demikian maka nantinya akan diperoleh volume zat KCl sebesar 10 ml.                                                                                                                               Setelah itu, langkah berikutnya dalah mengambil zat KCl sebesar yang sudah ditentukan yaitu 10 ml dengan menggunakan alat pipet ukur. Hal ini menggunakan pipet ukur karena pengambilan zat ini sangat membutuhkan ketelitian dan tingkat kewaspadaan yang tinggi agar saat nantinya melakukan pengenceran maupun pencampuran akan diperoleh hasil yang sempurna dengan tanpa mengubah patokan hitungan konsentrasi yang sudah ditetapkan sebelumnya.            Pada saat pengambilan zat melalui alat pipet ukur dimana diatas pipet ukur terdapat filler dimana berfungsi untuk mengisap ataupun membantu suatu alat menyedot suatu zat cair.                                                                             Kemudian, sesudah zat tersebut diambil, masukkanlah kedalam suatu media yang telah di tetapkan yaitu labu ukur karena labu ukur memiliki skala ukuran di dinding medianya sehingga dalam mengencerkan dapat memperhatikan volume yang sudah di tetapkan.                                                            Sesudah zat KCl dimasukkan kedalam bejana kemudian masukkan aquades secukup mungkin hingga volume yang di peroleh di labu ukur adalah sebesar 100 ml. Pada saat pengenceran terjadi maka kita juga dapat menentukan sebenarnya jenis larutan KCl tersebut. Ada beberapa macam penggolongan terhadap larutan. Berdasarkan jumlah jenis zat yang menyusun larutan, dikenal larutan biner (larutan yang tersusun dari 2 jenis zat); larutan terner (larutan yang tersusun dari 3 jenis zat penyusun), larutan kuartener (larutan yang tersusun  dari 4 jenis zat penyusun), dst.                                            Dan untuk langkah terakhirnya adalah dengan mengaduk sampai homogen. Sehingga diperolehlah pengenceran KCl.       
Dalam membuat sediaan kimia berupa larutan dan pereaksi khusus di laboratorium memerlukan teknik tertentu dengan ditunjang oleh pengetahuan teoritis yang mendasar.                       
Kekeliruan atau penyimpangan dalam pembuatan pereaksi kimia (sediaan kimia) akan mengakibatkan hasil pengamatan (data percobaan) menjadi tidak jelas atau hasil analisis menjadi tidak tepat. Hal ini dapat menimbulkan kerugian dan pemborosan yang seharusnya tidak perlu terjadi, bahkan teknik pembuatan yang salah dapat mengancam kesehatan dan keselamatan diri sendiri dan/atau orang lain. Oleh karena itu, penerapan teknik pembuatan sediaan kimia benar merupakan pekerjaan penting dan menentukan keberhasilan dalam percobaan atau analisis kimia.




V. KESIMPULAN DAN SARAN
A.        KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah :
1.      Proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan dikenal sebagai standarisasi.
2.      Setiap senyawa ataupun bahan-bahan kimia memiliki perbedaan konsentrasi.
3.      Larutan juga dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu temperatur, sifat pelarut, efek ion sejenis, efek ion berlainan, pH, hidrolisis, pengaruh kompleks, dll.
4.      Indikator yang digunakan dalam percobaan titrasi menentukan warna yang akan dihasilkan. Dengan menggunakan indikator yang sesuai maka akan dapat terbaca sifat larutan tersebut.
5.      Pembuatan, pengenceran, serta pencampuran suatu zat ataupun larutan membutuhkan adanya ketelitian dan kewaspadaan yang tinggi.

B.        SARAN
            Dengan diadakannya praktikum pembuatan dan pengenceran larutan ini diharapkan para praktikan dapat mengerti cara-cara untuk melakukannya, dan praktikan juga harus dapat memahami semua yang telah di praktikumkan.


DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Umi L. U. 2004. Diktat Kimia Dasar I. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Brady, J. E. 1999. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Binarupa Aksara: Jakarta.
Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika. Surabaya.
Harjadi, W. 1997. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia. Jakarta.
Haryadi, Sri Saeni, Hendra Adijuana dan Wlly Djohan. 1975. Kimia Dasar 1. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta.
Petrucci, Ralph H. 1995. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Pudjaatmaka, H. 1999. Kimia Untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Woller, Paul dan Jerome H. Suple. 1996. Chemistry Elementary Principles. Addison Wesley Publishing Company Inc. London.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar